1.
Sejarah
Gantole
Gantole
atau Layang gantung dapat ditelusuri kembali ke masa Ibnu Firnas adalah manusia
yang telah terlebih dahulu melakukannya dengan melakukan terbang di udara
dialah orang yang pertama kali terbang di udara sebelum Leonardo da Vinci, yang
membuat sketsa tentang keinginannya untuk penerbangan manusia. Melalui fakta
dan fiksi, penerbangan telah memainkan peran utama dalam mimpi manusia untuk melayang
bersama dengan burung.
Pada tahun 852, di bawah
pemerintahan Khalifah Abdul Rahman II, Ibnu Firnas memutuskan untuk melakukan
ujicoba ‘terbang’ dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan
semacam sayap dari jubah yang disangga kayu. Sayap buatan itu ternyata
membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun
berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas
inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.
Keberhasilannya itu tak
lantas membuatnya berpuas diri. Dia kembali melakukan serangkaian penelitian
dan pengembangan konsep serta teori yang ia adopsi dari gejala-gejala alam yang
kerap diperhatikannya.
Pada tahun 875, saat
usianya menginjak 65 tahun, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah mesin
terbang merupakan cikal-bakal layang gantung yang mampu membawa manusia.
Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang
Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus
(Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.
Penerbangan yang
disaksikan secara luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses. Sayangnya,
karena cara meluncur yang kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama
layang gantung buatannya. Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah.
Cederanya inilah yang membuat Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba
berikutnya.
Kecelakaan itu terjadi
karena Ibnu Firnas lalai memperhatikan bagaimana burung menggunakan ekor mereka
untuk mendarat. Dia pun lupa untuk menambahkan ekor pada model layang gantung
buatannya. Kelalaiannya inilah yang mengakibatkan dia gagal mendaratkan layang
gantung ciptaannya dengan sempurna.
Namun usaha Ibnu Firnas
bukan usaha ilmuwan Muslim terakhir. Pada tanun 1630-1632 M, Hezarfen Ahmad
Celebi di Turki berhasil menyeberangi Selat Bospurus di Istanbul. Ahmad
melompat dari menara Galata yang tingginya 55 meter dan berhasil terbang dengan
layang gantungnya kira-kira sejauh 3 km serta mendarat dengan selamat.
Usaha meraih teknologi
aeronautika ini sejalan dengan tantangan Allah di dalam firman-Nya: "Hai
jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup melintasi penjuru langit dan bumi,
maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan".(QS. ar Rahman (55):33).
Dari saat penerbangan
nahas Icarus ke zaman pionir olahraga seperti Otto Lilienthal, Octave Chanute
dan John Montgomery, manusia telah mencoba melakukan terbang bebas di hampir
setiap fase sejarah modern. Saat Wright Bersaudara menciptakan penemuan mereka
untuk penerbangan bermesin, mereka mengasah keterampilan terbang mereka dalam
"gantolle". Setelah penerbangan bersejarah mereka di Kitty Hawk,
seluruh dunia menjadi semakin tertarik pada pengembangan teknologi penerbangan
bermesin, meninggalkan gantole untuk generasi berikutnya.
Gantole tidak muncul
lagi sampai tahun 1960-an, sampai penelitian Dr. Francis Rogallo dengan
"Sayap Rogallo" dalam sebuah proyek NASA untuk sistem pemulihan untuk
pesawat ruang angkasa. Sedikit yang disadari Francis bahwa desainnya akan
memulai kelahiran kembali gantole pada awal tahun 1970-an.
Di zaman modern gantole
menggabungkan teknologi modern, desain teknologi tinggi dan peralatan
elektronik. Gantole-gantole zaman sekarang harus lolos dari tes
"beban" dan disertifikasi untuk kelaikan udaranya. Pilot-pilotnya
terbang dengan altimeter, variometers, parasut cadangan dan bahkan komputer
penerbangan onboard. Terbang sejauh 100 sampai 200 kilometer bukanlah hal yang
tidak biasa. Manfred Ruhmer dari Austria memecahkan rekor dunia untuk terbang
sejauh 700,6 kilometer pada tahun 2001.
2.
Mengapa Gantole Bisa layang?
Atlet gantole memanfaatkan arus
udara naik untuk terbang. Prinsip terbang gantole meniru burung yang terbang
melayang di udara. Karena gantole tidak menggunakan mesin untuk membantu
terbang, maka atlet gantole harus memanfaatkan arus udara yang naik yang
disebabkan oleh udara panas yang terus menguap ke atas. Agar dapat meluncur ke
udara, atlet gantole harus naik ke bukit yang tinggi terlebih dahulu, kemudian
meluncur gantole dengan kecepatan tertentu ke udara. Agar gantole dapat terbang
lebih lama, sebaiknya olahraga gantole ini dilakukan pada hari yang panas, saat
matahari bersinar terik.
3.
Bagian-bagian
Gantole
- Harness sendiri letaknya menempel pada badan penerbang gantole dan sewaktu terbang di bawahnya membentuk kantong semacam kepompong kaki masuk kedalamnya dan kedua tangan memegang Base Bar.
- Sayap Gantole terdiri dari Dua batang leading edge,satu batang leading Cross bar dan Satu set Control Bar serta satu batang kill. leading edge merupakan batang penguat sayap yang letaknya paling depan sedangkan Cross Bar terletak melintang antara pertengahan leading edge dengan Kill.
- Satu Set Control bar terdiri dari dua buah down Tabe dengan panjang sama dan satu batang base bar membentuk segitiga sama kaki.dua down tabe posisinya bediri,di pegang bila atlit gantole mau meloncat.sedangkan base bar posisinya melintang di bawah guna pengemudi bila gantole sedang terbang.
4.
Spesifikasi Gantole
- Panjang Leading edge : 5,5 M
- Berat : 20 – 30 Kg
- Down Tube : 1,7 M
- Pajang Base Bar : 1,4 M
- Pajang Kill : 3,6 M
- Panjang Gantole : 3,6 M
5.
Hal yang Harus di Perhatikan Ketika
Menggunakan Gantole
1) Sebelum Melayang di udara pastikan
sayap gantole tidak rusak
2) Sebelum Melayang di udara Pastikan
tali di bagian harness tidak putus
3) Pastikan menggunakan harness yang
baik
4) Pastikan memegang control bar yang
baik
5) Pastikan Menggunakan helm yang baik
6) Apabila ada sesuatu terjadi pada
saat melayang, anda harus cepat menggunakan parasut darurat yang sudah
disiapkan di bagian harness
6.
Cara Penggunaan Gantole (Melayang)
1) Pastikan lokasi di bukit sebagai
start awal
2) Pastikan menggunakan harness bagian
badan terlebih dahulu
3) Pastikan menggunakan helm terlebih
dahulu
4) Ketika sebelum melayang pastikan
arah angin harus berlawanan dengan sayap gantole
5) Pastikan pegang erat-erat pada
bagian control bar lalu
6) Siap meluncur dari daratan tinggi
7) Setelah meluncur masukkan kaki anda
di bagian harness
7.
Cara Penggunaan Gantole (Mendarat)
1) Kendalikan control bar sehingga
sayap gantole menghadap kebawah
2) Ketika mau sampai kedaratan lepaskan
kaki di bagian harness
3) Ketika Sampai kedaratan Lontarkan
kaki secara perlahan ditanah untuk memperlambat dan memberhentikan gantole
0 komentar:
Posting Komentar